Penanaman Hijauan Makanan Ternak

Posted by Unknown On Jumat, 29 Maret 2013 3 komentar

PETUNJUK PRAKTIS
PENANAMAN HIJAUAN MAKANAN TERNAK
Oleh : Ir. H. Muhammad Syahrir, MP

PENDAHULUAN
Tantangan pengembangan pengembangan  peternakan  tidak bisa terlepas dari sub sektor lain yang erat kaitannya dengan sub sektor peternakan, karena peternakan merupakan bagian dari sektor pertanian.  Pertumbuhan dan perkembangan sub sektor peternakan sangat tergantung dari pertumbuhan dan perkembangan sektor-sektor lain yang terkait.  Dengan pergeseran skala usaha peternakan dari sistim peternakan tradisional menuju ke sisti pemeliharaan yang bersifat semi intensif, misalnya dalam pemeliharaan sapi potong yang dulunya di lepas dipadang penggembalaan dengan mengandalkan padang rumput, namun di era modern ini dengan semakin terbatasnya lahan perumputan maka sistim pemeliharaan yang lebih intensif yang diarahkan untuk peningkatan berat badan.
Sehubungan hal tersebut maka pakan ternak dalam bentuk hijauan makanan ternak semakin menjadi kebutuhan yang utama daqn harus tersdeia sepanjang tahun.  Hijauan makanan ternak perlu dikembangkan di dipelihara secara intensif, sehingga dibutuhkan petunjuk penanaman hijauan makanan ternak.

A.  Pemilihan Lokasi
Dalam menetapkan lokasi untuk penanaman rumput hijauan makanan ternak beberapa faktor perlu dijadikan bahan pertimbangan sebagai berikut :
1.     Kesuburan Tanah :
Tanah-tanah yang tersedia untuk penanaman hijauan makanan ternak umunya termasuk berkualifikasi rendah,sebab tanah-tanah yang termasuk kualifikasi tinggi (kelas I,II dan III) umumnya digunakan untuk usaha tani tanaman pangan.karena itu,penanaman hijauan pada tanah yang berkualifikasi  rendah diperlukan perlakuan khusus,terutama dalam hal pengelolaan tanah dan pemupukan.
2.     Topografi
Topografi tau ketinggian dan kemiringan akan sangat menentukan sistem pengolahannya.tanah yang mempunyai kemiringan tinggi diperlukan upayah khusus dalam peneneman hijauan/rumput,sehingga kelestarian kesuburan tanah tetep terjamin.pada tanah yang kemiringannya 15 derajat  perlu dibuatkan sengkedan dan penanaman rumput dilakukan dengan sistem kontour. Kemiringan  tanahpun harus menentukan daya tampung pengembalaan, makin tinggi tingkat kemiringan makin rendah daya tampung penggembalaan.
3. Sumber air :
Sumber air untuk keperluan ternak dan padang rumput merupakan faktor penting dalam usaha peternakan,terutama peternakan sapi pera,seekor sapi dewasa membutuhkan air minum 30-40 liter setiap hari.karena itu,penyediaan sumber air  pada suatu kebun rumput merupakan syarat yang perlu dipenuhi ,terutama bagi kebun rumput yang dipersiapkan untuk penggembalaan.
B.  Pemeliharaan jenis hijauan
             Untuk menanam jenis hijauan unggul tertentu,pilihlah hijaun yang sesuai dengan faktor lklim dan lingkungan setempat serta sistem penyajian yang akan dilakukan (apakah untuk penggembalaan/grazing atau potongan/soiling).
                Cara penyajian hijauan yang akan dilakukan memerlukan jenis-jenis hijauan dengan sifat tumbuh tertentu, peternakan yang melakukan penyajian penghijauan dengan cara pemotongan, sedang arel tanah terbatas,maka menghendaki jenis hijauan yang berproduksi tinggi,misalnya rumput gajah (pennisettum peurpureum)atau rumput benggala (Panicum maximum).
    Penyajian hijauan dengan cara penggembalaan memerlukan jenis hijauan yang tahan injakan,renggutan,tumbuh tidak terlalu tinggi dan toleran terhadap musim kemarau yang panjang,misalnya Brachiaria decumbens (Rumput bede),rumput kolonjono (Panicum muticum)dll.

C.  Pengolahan Tanah
    Jarak waktu pengolahan tanah dengan saat penanaman jangan terlalu lama.ini dimaksudkan untuk menghindarkan memadkan kembali tanah yang sudah diolah atau tumbuhnya kembali tanaman liar .pertumbuhan awal hijauan yang ditanam sangat peka terhadap kekeringan karena itu,waktu terbaik pengolahan tanah ialah saat terakhir musim kemarau,sehingga penanaman dapat berlangsung pada awal musim hujan.
Pengolahan tanah dimaksudkan mempersiapkan media tumbuh yang optimum tanaman.
Tahap-tahap pengolahan tanah meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1.   Pembersihan Tanah  :
   Yang penting diperhatikan disini ialah : membunuh semua tanaman pengganggu, sedang pohon-pohon yang tumbuh disekitar sumber dan atau ditanah kritis sebaiknya tidak diganggu dan dibiarkan tumbuh.
2.   Pembalikan Tanah :
    Membalikan tanah dilakukan dengan menggunakan cangkul,bajak atau traktor.pembalikan tanah dimasukkan untuk mempermudah penggemburan.Setelah tanah dibalik ,dibiarkan selama 2-3 hari dengan maksud agar minneralisasi bahan-bahan organik dapt berlangsung lebih cepat.Tanah berat yang berstruktur padat, sebaiknya dibajak 2 kali, sedang tanah yang berstruktur ringan cukup 1 kali.
3.   Penggemburan Tanah :
    Menggemburkan tanah ialah menghancurkan tanah dari bongkahan-bongkahan padat,menjadi tanah yang berstruktur remah dan sekaligus membersihkan tanah dari sisa-sisa akar atau bagian tanaman yang tidak dikehendaki.
Pada tanah yang kurang subur,pemupukan dengan pupuk organik dianjurkan untuk dilakukan bersamaan dengan tindakan penggemburan ini agar pupuk sekaligus dapat disebar secara merata pada akhir penggemburan diharapkan hujan sudah mulai turun,frekwensi hujan 3-4 hari sekali dengan intensitas hujan yang rendah merupakan saat dan keadaan yang terbaik untuk penanaman.
D. Bibit dan Cara Penanaman
   Untuk memperbanyak tanaman makanan ternak dikenal 2 (dua) cara yaitu  :
1.     Memperbanyak dengan biji (genertif) :
    Cara ini dilakukan pabila biji tanaman cukup banyak dan mempunyai kemampuan tumbuh yang besar.cara penanaman dengan biji adalah sebagai berikut :
*    Ditaburkan, menghemat waktu dan tenaga.
*    Larikan (barisan),mempermudah penyiangan dan pertumbuhan.
*    Ditugalkan, jika digunakan biji-biji yang agak besar.
*    Secara strip dilakukan untuk pertanaman campuran (Lebih dari satu macam tanaman).
2.     Memperbanyak dengan Cara Vegetatif :
 Cara ini dilakukan apabila tanaman tidak menghasilkan biji atau secara vegetatif ini dapat berupa :Stek batang,sobekan rumpun dan stolon.
     Penanaman secara vegetatif sebaiknya dilakukan dengan menugalkannya,terkecuali untuk stek batang yang dapat langsung ditancapkan kedalam tanah.untuk memudahkan penyiangan,sebaiknya penanaman dilakukan secara barisan.
Beberapa syarat yang perlu dilakukan untuk memperbanyak tanaman secara vegetatif ini,:
 Stek Batang :
o   Panjangnya kira-kira 20-25 cm (2-3 ruas),kecuali pada kacang-kacangan 5-6 ruas)
o   Stek dapat ditanam tegak atau miring.
o   Tiap lubang dapat ditanami 1-2 stek.
o   Jangan menggunakan stek yang telalu muda
o   Jumlah stek yang diperlukan tergantung pada luas tanah dan jarak tanam.
Sobekan Rumpun :
o   Sobekan rumpun didapatkan dari sejumlah batang yang berakar, umpamanya, rumput gajah, rumput benggala, dan sebagainya. Bahan tanaman dari sobekan rumpun ini umumnya lebih cepat tumbuh dibanding stek batang.
Dengan Stolon:
o   Stolon ialah batang yang tumbuh dan menjalar diatas permukaan tanah. Stolon  ini dapat menghasilkan rumpun dan akar pada bukunya.
Misalnya rumput Brachiaria decumbens (ruput bede), kolonjono (Panicum muticum) dll.

E.  Cara Tanam dan Kebutuhan Stek
Dari beberapa jenis tanaman rumput yang biasa ditanam, cara tanam , kebutuhan stek dan jarak tanam dapat di lihat pada tabel berikut :
No.
Jenis HMT
Cara Tanam
Kebutuhan Stek/Ha (000)
Jarak Tanam
1.
Rumput Gajah
Barisan
10 – 15
75 x 100 cm
2.
Rumput Benggala
Barisan
20 – 30
60 x 60 cm
3.
Brachiaria
Barisan
20 – 30
60 x 60 cm
4.
Setaria Spacelata
Barisan
20 – 30
60 x 60 cm
5.
Rumput pangola
Barisan
20 – 30
50 x 50 cm
6.
Paspalum dilatatum
Barisan
20 – 30
60 x 60 cm

F.   Pemeliharaan
         Dalam pemeliharaan tanaman makanan ternak,beberapa kegiatan perlu dilakukan
-       Mengadakan penyulaman/penyisipan, jika ada tanaman yang mati.
-       Penyiangan perlu dilakukan setelah 1-2 kali panen.
-       Membumbun tanaman dengan mengangkat tanah dari kiri dan kanan barisan (membuat guludan), hal ini dimaksudkan memudahkan pemupukan, pengairan dan drainase.
-       Pemupukan sebaiknya dilakukan minimal 2 kali setahun, yaitu setiap 4-6 bulan sekali. Jenis  dan dosis pemupukan tergantung kepada tingkat kesuburan tanah.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemupukan adalah sebagai berikut :
1.    Macam pupuk
        Pupuk yang digunakan harus disesuaikan dengan keasaman tanah.pupuk yang asam tidak digunakan pada tanah yang netral/basah. Untuk  tanah yang asam lebih baik digunakan pupuk bersifat netral sampai alkalis, gunakanlah pupuk yang dapat menjamin kebutuhan 3 hara utama (N,P dan K).
2.    Dosis Pemupukan
Dosis dan perbandingan pupuk yang digunakan hendaknya setepat mungkin.  Bila perlu disesuaikan analisa tanah, sehingga diperoleh hasil pemupukan yang efektif dan ekonomis.
Untuk tanah-tanah yang kurang subur dapat diberikan 150 kg Urea/Za, 75 kg TSP, dan 50 Kg ZK /Ha/Tahun. Jika digunakan pupuk kandang, berikan sebanyak ± 30 – 100 kwt/Ha/tahun. 
3.    Saat pemupukan
Pemupukan yang tepat waktunya akan menghasilkan produksi hijauan optimal.  Karena itu pemupukan diatur sedemikian rupa sehingga saat npupuk terurai mudah diserap bersamaan dengan umur tanaman pada saat mana kegiatan penyerapan paling optimal.
  Pupuk P dan K yang sukar larut, diberikan 1 – 2 minggu sebelum penanaman, yaitu bersamaan dengan penggemburan tanah.  Bila menggunakan pupuk kandang atau pengapuran untuk menaikknan pH tanah, sebaiknya dilakukan bersama-sama dengan penggemburan tanah.  Pupuk N yang sangat mudah larut diberikan setelah tanaman berumur ± 2 minggu.  Dan setiap selesai pemotongan, sebaiknya dilakukan pemupukan untuk meransang pertumbuhan kembali.
4.    Cara pemupukan
Pemupukan dapat dilakukan dengan menyebar ke permukaan tanah (ditabur), dapat juga di sebar dilarikan atau ditanam sekitar rumpun (ditugal).
G. Pemotongan atau Pemanenan
Pemotongan adalah pengambilan bagian tanaman yang berada diatas permukaan tanah.  Pemotongan dapat dilakukan dengan 2 cara : tergantung dari cara penyajiannya, yaitu pemotongan dengan alat arau dengan renggutan ternak yang digembalakan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemotongan/ pemanenan adlah sebagai berikut :
1.     Waktu Pemotongan/Pemanenan
Waktu terbaik pemotongan ialah pada akhir pertumbuhan vegetatif, yaitu saat hiajuan menjelang berbunga.  Pada saat itu, kandungan hijauan menjapai tingkat tertinggi.

2.     Frekwensi Pemotongan
Pemotongan ulang jangan dilakukan terlalu sering, karena dapat mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan kembali.  Umumnya rumput potongan dapat di panen ketika berumur 50 – 70 hari.  Pemotongan ulang dilakukan setiap 40 – 70 hari berikutnya, tergantung ketersediaan air bagi rumput.
3.     Intentitas Pemotongan
Intensitas pemotongan adalah tinggi rendahnya pemotongan/renggutan.  Tinggi pemotongan kira-kira 10 – 15 cm di atas permukaan tanah.  Pemotongan terlampau rendah mengakibatkan berkurangnya cadangan makanan, sehingga pertumbuhan kembali terhambat.
                

3 komentar:

yuniashopp mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Budy supriyono mengatakan...

Jika ada kebun sengon, bisa juga di tumpangsari dengan rumput gajah,
Lumayan, daun sengon dan rumput gajah untuk pakan ternak kambing.

Unknown mengatakan...

Syirik,dasar akun hoax tak bertanggungjawab

Posting Komentar