PETUNJUK PRAKTIS
PENANAMAN HIJAUAN
MAKANAN TERNAK
Oleh :
Ir. H. Muhammad Syahrir, MP
PENDAHULUAN
Tantangan pengembangan pengembangan
peternakan tidak bisa terlepas
dari sub sektor lain yang erat kaitannya dengan sub sektor peternakan, karena
peternakan merupakan bagian dari sektor pertanian. Pertumbuhan dan perkembangan sub sektor
peternakan sangat tergantung dari pertumbuhan dan perkembangan sektor-sektor lain
yang terkait. Dengan pergeseran skala
usaha peternakan dari sistim peternakan tradisional menuju ke sisti
pemeliharaan yang bersifat semi intensif, misalnya dalam pemeliharaan sapi
potong yang dulunya di lepas dipadang penggembalaan dengan mengandalkan padang
rumput, namun di era modern ini dengan semakin terbatasnya lahan perumputan
maka sistim pemeliharaan yang lebih intensif yang diarahkan untuk peningkatan
berat badan.
Sehubungan hal tersebut maka pakan ternak dalam bentuk hijauan makanan
ternak semakin menjadi kebutuhan yang utama daqn harus tersdeia sepanjang
tahun. Hijauan makanan ternak perlu
dikembangkan di dipelihara secara intensif, sehingga dibutuhkan petunjuk penanaman
hijauan makanan ternak.
A. Pemilihan Lokasi
Dalam menetapkan
lokasi untuk penanaman rumput hijauan makanan ternak beberapa faktor perlu
dijadikan bahan pertimbangan sebagai berikut :
1. Kesuburan Tanah :
Tanah-tanah yang
tersedia untuk penanaman hijauan makanan ternak umunya termasuk berkualifikasi
rendah,sebab tanah-tanah yang termasuk kualifikasi tinggi (kelas I,II dan III)
umumnya digunakan untuk usaha tani tanaman pangan.karena itu,penanaman hijauan
pada tanah yang berkualifikasi rendah
diperlukan perlakuan khusus,terutama dalam hal pengelolaan tanah dan pemupukan.
2. Topografi
Topografi tau
ketinggian dan kemiringan akan sangat menentukan sistem pengolahannya.tanah
yang mempunyai kemiringan tinggi diperlukan upayah khusus dalam peneneman
hijauan/rumput,sehingga kelestarian kesuburan tanah tetep terjamin.pada tanah
yang kemiringannya 15 derajat perlu dibuatkan sengkedan dan penanaman rumput
dilakukan dengan sistem kontour. Kemiringan tanahpun harus menentukan daya tampung
pengembalaan, makin tinggi tingkat kemiringan makin rendah daya tampung
penggembalaan.
3. Sumber air :
Sumber air untuk
keperluan ternak dan padang rumput merupakan faktor penting dalam usaha
peternakan,terutama peternakan sapi pera,seekor sapi dewasa membutuhkan air
minum 30-40 liter setiap hari.karena itu,penyediaan sumber air pada suatu kebun rumput merupakan syarat yang
perlu dipenuhi ,terutama bagi kebun rumput yang dipersiapkan untuk
penggembalaan.
B. Pemeliharaan jenis hijauan
Untuk menanam jenis hijauan unggul
tertentu,pilihlah hijaun yang sesuai dengan faktor lklim dan lingkungan
setempat serta sistem penyajian yang akan dilakukan (apakah untuk
penggembalaan/grazing atau potongan/soiling).
Cara
penyajian hijauan yang akan dilakukan memerlukan jenis-jenis hijauan dengan
sifat tumbuh tertentu, peternakan yang melakukan penyajian penghijauan dengan
cara pemotongan, sedang arel tanah terbatas,maka menghendaki jenis hijauan yang
berproduksi tinggi,misalnya rumput gajah (pennisettum peurpureum)atau rumput
benggala (Panicum maximum).
Penyajian hijauan dengan cara penggembalaan
memerlukan jenis hijauan yang tahan injakan,renggutan,tumbuh tidak terlalu
tinggi dan toleran terhadap musim kemarau yang panjang,misalnya Brachiaria
decumbens (Rumput bede),rumput kolonjono (Panicum muticum)dll.
C. Pengolahan Tanah
Jarak waktu pengolahan tanah dengan saat
penanaman jangan terlalu lama.ini dimaksudkan untuk menghindarkan memadkan
kembali tanah yang sudah diolah atau tumbuhnya kembali tanaman liar
.pertumbuhan awal hijauan yang ditanam sangat peka terhadap kekeringan karena
itu,waktu terbaik pengolahan tanah ialah saat terakhir musim kemarau,sehingga
penanaman dapat berlangsung pada awal musim hujan.
Pengolahan tanah
dimaksudkan mempersiapkan media tumbuh yang optimum tanaman.
Tahap-tahap pengolahan tanah
meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1.
Pembersihan
Tanah :
Yang penting diperhatikan disini ialah : membunuh semua tanaman pengganggu, sedang pohon-pohon yang tumbuh
disekitar sumber dan atau ditanah kritis sebaiknya tidak diganggu dan dibiarkan
tumbuh.
2.
Pembalikan
Tanah :
Membalikan tanah dilakukan dengan
menggunakan cangkul,bajak atau traktor.pembalikan tanah dimasukkan untuk
mempermudah penggemburan.Setelah tanah dibalik ,dibiarkan selama 2-3 hari
dengan maksud agar minneralisasi bahan-bahan organik dapt berlangsung lebih
cepat.Tanah berat yang berstruktur padat, sebaiknya dibajak 2 kali, sedang tanah yang berstruktur
ringan cukup 1 kali.
3. Penggemburan Tanah :
Menggemburkan tanah ialah menghancurkan tanah
dari bongkahan-bongkahan padat,menjadi tanah yang berstruktur remah dan
sekaligus membersihkan tanah dari sisa-sisa akar atau bagian tanaman yang tidak
dikehendaki.
Pada tanah yang
kurang subur,pemupukan dengan pupuk organik dianjurkan untuk dilakukan
bersamaan dengan tindakan penggemburan ini agar pupuk sekaligus dapat disebar
secara merata pada akhir penggemburan diharapkan hujan sudah mulai
turun,frekwensi hujan 3-4 hari sekali dengan intensitas hujan yang rendah
merupakan saat dan keadaan yang terbaik untuk penanaman.
D. Bibit dan Cara Penanaman
Untuk memperbanyak tanaman makanan ternak
dikenal 2 (dua) cara yaitu :
1. Memperbanyak dengan biji (genertif)
:
Cara ini dilakukan pabila biji tanaman
cukup banyak dan mempunyai kemampuan tumbuh yang besar.cara penanaman dengan
biji adalah sebagai berikut :
Ditaburkan, menghemat waktu dan tenaga.
Larikan (barisan),mempermudah
penyiangan dan pertumbuhan.
Ditugalkan, jika digunakan
biji-biji yang agak besar.
Secara strip dilakukan untuk
pertanaman campuran (Lebih dari satu macam tanaman).
2. Memperbanyak dengan Cara Vegetatif
:
Cara ini dilakukan apabila tanaman tidak
menghasilkan biji atau secara vegetatif ini dapat berupa :Stek batang,sobekan
rumpun dan stolon.
Penanaman secara vegetatif sebaiknya
dilakukan dengan menugalkannya,terkecuali untuk stek batang yang dapat langsung
ditancapkan kedalam tanah.untuk memudahkan penyiangan,sebaiknya penanaman
dilakukan secara barisan.
Beberapa syarat
yang perlu dilakukan untuk memperbanyak tanaman secara vegetatif ini,:
Stek Batang :
o
Panjangnya
kira-kira 20-25 cm (2-3 ruas),kecuali pada kacang-kacangan 5-6 ruas)
o
Stek
dapat ditanam tegak atau miring.
o
Tiap
lubang dapat ditanami 1-2 stek.
o
Jangan
menggunakan stek yang telalu muda
o
Jumlah
stek yang diperlukan tergantung pada luas tanah dan jarak tanam.
Sobekan
Rumpun :
o
Sobekan
rumpun didapatkan dari sejumlah batang yang berakar, umpamanya, rumput gajah, rumput benggala, dan sebagainya. Bahan tanaman dari sobekan rumpun ini umumnya
lebih cepat tumbuh dibanding stek batang.
Dengan Stolon:
o
Stolon
ialah batang yang tumbuh dan menjalar diatas permukaan tanah. Stolon ini
dapat menghasilkan rumpun dan akar pada bukunya.
Misalnya rumput
Brachiaria decumbens (ruput bede), kolonjono
(Panicum muticum) dll.
E. Cara Tanam dan Kebutuhan Stek
Dari beberapa jenis tanaman rumput
yang biasa ditanam, cara tanam , kebutuhan stek dan jarak tanam dapat di lihat
pada tabel berikut :
No.
|
Jenis
HMT
|
Cara
Tanam
|
Kebutuhan
Stek/Ha (000)
|
Jarak Tanam
|
1.
|
Rumput
Gajah
|
Barisan
|
10 –
15
|
75 x
100 cm
|
2.
|
Rumput
Benggala
|
Barisan
|
20 –
30
|
60 x
60 cm
|
3.
|
Brachiaria
|
Barisan
|
20 –
30
|
60 x
60 cm
|
4.
|
Setaria
Spacelata
|
Barisan
|
20 –
30
|
60 x
60 cm
|
5.
|
Rumput
pangola
|
Barisan
|
20 –
30
|
50 x
50 cm
|
6.
|
Paspalum
dilatatum
|
Barisan
|
20 –
30
|
60 x
60 cm
|
F. Pemeliharaan
Dalam pemeliharaan tanaman makanan
ternak,beberapa kegiatan perlu dilakukan
-
Mengadakan
penyulaman/penyisipan, jika
ada tanaman yang mati.
-
Penyiangan
perlu dilakukan setelah 1-2 kali panen.
-
Membumbun
tanaman dengan mengangkat tanah dari kiri dan kanan barisan (membuat guludan),
hal ini dimaksudkan memudahkan pemupukan, pengairan dan drainase.
-
Pemupukan
sebaiknya dilakukan minimal 2 kali setahun, yaitu setiap 4-6 bulan sekali. Jenis dan
dosis pemupukan tergantung kepada tingkat kesuburan tanah.
Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam pemupukan adalah sebagai berikut :
1.
Macam
pupuk
Pupuk yang digunakan harus disesuaikan dengan
keasaman tanah.pupuk yang asam tidak digunakan pada tanah yang netral/basah. Untuk tanah
yang asam lebih baik digunakan pupuk bersifat netral sampai alkalis, gunakanlah pupuk yang dapat menjamin kebutuhan
3 hara utama (N,P dan K).
2.
Dosis
Pemupukan
Dosis dan perbandingan pupuk yang digunakan
hendaknya setepat mungkin. Bila perlu
disesuaikan analisa tanah, sehingga diperoleh hasil pemupukan yang efektif dan
ekonomis.
Untuk tanah-tanah yang kurang subur dapat
diberikan 150 kg Urea/Za, 75 kg TSP, dan 50 Kg ZK /Ha/Tahun. Jika digunakan
pupuk kandang, berikan sebanyak ±
30 – 100 kwt/Ha/tahun.
3.
Saat
pemupukan
Pemupukan
yang tepat waktunya akan menghasilkan produksi hijauan optimal. Karena itu pemupukan diatur sedemikian rupa
sehingga saat npupuk terurai mudah diserap bersamaan dengan umur tanaman pada
saat mana kegiatan penyerapan paling optimal.
Pupuk P dan K yang sukar larut, diberikan 1 –
2 minggu sebelum penanaman, yaitu bersamaan dengan penggemburan tanah. Bila menggunakan pupuk kandang atau
pengapuran untuk menaikknan pH tanah, sebaiknya dilakukan bersama-sama dengan
penggemburan tanah. Pupuk N yang sangat
mudah larut diberikan setelah tanaman berumur ± 2 minggu. Dan setiap selesai pemotongan, sebaiknya
dilakukan pemupukan untuk meransang pertumbuhan kembali.
4.
Cara
pemupukan
Pemupukan
dapat dilakukan dengan menyebar ke permukaan tanah (ditabur), dapat juga di
sebar dilarikan atau ditanam sekitar rumpun (ditugal).
G. Pemotongan atau Pemanenan
Pemotongan
adalah pengambilan bagian tanaman yang berada diatas permukaan tanah. Pemotongan dapat dilakukan dengan 2 cara :
tergantung dari cara penyajiannya, yaitu pemotongan dengan alat arau dengan
renggutan ternak yang digembalakan.
Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemotongan/ pemanenan adlah sebagai
berikut :
1. Waktu Pemotongan/Pemanenan
Waktu
terbaik pemotongan ialah pada akhir pertumbuhan vegetatif, yaitu saat hiajuan
menjelang berbunga. Pada saat itu,
kandungan hijauan menjapai tingkat tertinggi.
2. Frekwensi Pemotongan
Pemotongan
ulang jangan dilakukan terlalu sering, karena dapat mengakibatkan terhambatnya
pertumbuhan kembali. Umumnya rumput
potongan dapat di panen ketika berumur 50 – 70 hari. Pemotongan ulang dilakukan setiap 40 – 70
hari berikutnya, tergantung ketersediaan air bagi rumput.
3. Intentitas Pemotongan
Intensitas
pemotongan adalah tinggi rendahnya pemotongan/renggutan. Tinggi pemotongan kira-kira 10 – 15 cm di
atas permukaan tanah. Pemotongan terlampau rendah mengakibatkan
berkurangnya cadangan makanan, sehingga pertumbuhan kembali terhambat.
3 komentar:
Jika ada kebun sengon, bisa juga di tumpangsari dengan rumput gajah,
Lumayan, daun sengon dan rumput gajah untuk pakan ternak kambing.
Syirik,dasar akun hoax tak bertanggungjawab
Posting Komentar